Tampilkan postingan dengan label wisata. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label wisata. Tampilkan semua postingan

Kamis, 28 Juni 2012

IMAH SENIMAN





IMAH SENIMAN
Imah Seniman adalah sebuah penginapan yang berlokasi di Jalan Kolonel Matsuri dan terletak di sebuah lembah. Tempat ini sudah beroperasi sejak tahun 2001. Imah Seniman memakai konsep yang unik, penginapan ini menggunakan slogan “Tidur di Danau, Makan di Hutan”. Dengan luas 15 hektar, imah Seniman menawarkan galeri, restoran, kafe, resort, dan tempat wisata terpadu. Di Imah Seniman disediakan galeri seni yang berisi beragam kerajinan dari Jawa Barat dan seluruh Indonesia. Yang unik adalah semua kerajinan tersebut dibuat di Imah Seniman oleh para seniman termasuk seniman dari Jepara, Jawa Tengah.
Di Imah Seniman, jika Anda memilih tipe Junior Suite sebagai tempat bermalam Anda, maka Anda akan menginap di pinggir danau. Tiap kamar berbentuk rumah gebyok khas Jawa yang didominasi oleh kayu dan ukiran. Furnitur di dalamnya pun terkesan tradisional dan unik. Terdapat wastafel dari tembaga yang diletakkan di atas meja dari batang pohon yang bercabang. Tempat tidur berada di dekat jendela besar, sehingga ketika Anda membuka jendela, Anda mendapat pemandangan langsung danau dengan ikan-ikan besar dan rumah gebyok lainnya yang mengelilingi danau dan di ujung danau terdapat air terjun kecil dengan pijakan-pijakannya, ditambah dengan rimbunnya pepohonan di belakangnya.
Tipe penginapan lainnya adalah Suite Room dengan ukuran lebih luas dan tersedia teras dengan kursi. Tipe ini tidak mengelilingi danau melainkan ada di pinggir sungai buatan. Antara satu vila dengan yang lain tidak terlalu dekat, sehingga memberikan privasi lebih. Kemudian ada Executive Room dan vila-vila yang berisi beberapa kamar.
Saat malam, pemandangan pun tidak kalah indahnya. Cahaya lampu menghiasi tiap penginapan dan danau, memberikan warna kuning yang menenangkan. Tidur Anda akan diiringi oleh nyanyian para jangkrik dan katak.
Udara dingin pegunungan menambah nyenyaknya tidur Anda, tetapi jika Anda tidak tahan dengan udara dingin, sebaiknya siapkan mantel dan selimut. Atau mungkin Anda ingin menghangatkan diri Anda dari dalam dengan memesan makanan dan minuman seperti kue surabi yang dibakar atau bandrek.
Kemudian terdapat bangunan resto dan kafe dengan atap jerami dan kayu, duduk di kursi atau lesehan. Resto dan kafe berada di sebelah kiri dan terletak tidak terlalu jauh dari gerbang. Konsep “Makan di Hutan”, karena Anda dapat merasakan sensasi berada di hutan karena rindangnya pepohonan dan suara air mengalir. Restoran ini menyediakan berbagai macam masakan Sunda yang unik seperti Ikan Bakar Daun, Ayam Kahesupan, Sayur Asem, Buncis Ka Oncoman, dll.
Jika Anda ingin aktivitas lain yang menantang, maka Anda dapat mencobanya dengan kegiatan outbond yang disediakan seperti mengendarai ATV mengelilingi Track Offroad yang sulit. Pilihan lain adalah mengendarai Mini Moto Trail dan Trail. Jika ingin yang lebih aman, Anda dapat memilih Flat Track dengan menggunakan ATV. Harga sewa mulai dari Rp 50.000,- sampai Rp 170.000,-
Selain mencoba ATV, ada juga Flying Fox, High Rope, Rock Climbing, Spider, Berkuda atau Sepeda Kampung dengan harga yang bervariasi mulai dari Rp 10.000,- sampai Rp 35.000,-
Di Imah Seniman ada Galeri Seni di mana Anda dapat membeli souvenir sebagai oleh-oleh untuk teman atau kerabat Anda yang tidak dapat berkunjung ke Imah Seniman :p
Souvenir yang dijual memiliki ciri khas tradisional dengan harga yang terjangkau. Untuk anak-anak, Imah Seniman menawarkan kegiatan menarik, yaitu melukis di atas kendi, kaos atau tas. Anda cukup membeli bahan dasarnya saja dan anak Anda dapat menuangkan imajinasi mereka. Anda juga dapat melihat langsung bagaimana seniman bekerja di bagian terasnya.
Imah Seniman yang berarti Rumah Seniman ingin menampilkan seni sebagai bagian dari daya tariknya.
Alamat :
Jl. Kolonel Matsuri No. 8
Desa Cikahuripan
Lembang, Jawa Barat
Telp: (022) 2787768

source: http://kumpulan.info/wisata/tempat-wisata/53-tempat-wisata/370-kampung-wisata-imah-seniman.html

SETU BABAKAN


SETU BABAKAN
Setu Babakan atau Danau Babakan terletak di Srengseng Sawah, kecamatan Jagakarsa, kabupaten Jakarta Selatan, dekat Depok yang berfungsi sebagai pusat Perkampungan Budaya Betawi, suatu area yang dijaga untuk menjaga warisan budaya Jakarta, yaitu budaya Betawi.

Setu Babakan merupakan danau buatan dengan area 30 hektar (79 akre) dengan kedalaman 1-5 meter di mana airnya berasal dari Sungai Ciliwung dan saat ini digunakan untuk memancing bagi warga sekitarnya. Terdapat taman di sekitarnya yang ditanami dengan beragam pohon buah-buahan seperti Mangga, Melinjo, Palem, Rambutan, Jambu, Pandan, dan lain-lain. Di kanan kiri jalan utama, tampak rumah-rumah panggung berasitektur khas Betawi. Pemandangan di sini memang memanjakan mata karena lingkungan di pedesaan ini dijaga dengan baik.
Dalam sejarahnya, penetapan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi sudah direncanakan sejak tahun 1996. Namun, baru dirintis dan dikembangkan oleh pemerintah dan masyarakat setelah SK Gubernur No.9 tahun 2000.
Pada tahun 2004, Setu Babakan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu yaitu Sutiyoso, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi.
Banyak kuliner khas Betawi yang dapat dinikmati di sini, antara lain Kerak Telor, Toge Goreng, Arum Manis, Rujak Bebek, Soto Betawi, Es Potong, Es Duren, Bir Pletok, Nasi Uduk, Nasi Ulam, Laksa, Roti Buaya, dll.

 Ngomong-ngomong, tentang Bir Pletok, jangan dibingungin dengan label “bir”; dulu orang Belanda suka minum bir sampai mabuk, maka minuman khas Betawi ini ditambah juga dengan istilah “bir”. Minuman ini boleh dibilang seperti jamu. Terbuat dari campuran rempah-rempah seperti jahe merah, kayu manis, kapulaga, serai, kayu secang, dan gula pasir.


Pengunjung juga dapat menyaksikan pagelaran seni budaya—Lenong, Tari Topeng, Tanjidor, Marawis, Gambang Kromong, Tari Lenggang Nyai, dan Tari Narojeng—yang sering dipentaskan di sebuah panggung terbuka berukuran 60 meter persegi setiap hari Sabtu dan Minggu.
Perkampungan ini seperti kawasan biasa lainnya, penghuninya beraktivitas seprti biasa, di antara mereka pagi bekerja dan pulang pada malamnya. Mayoritas penduduknya adalah Betawi hingga 60%.
Pengunjung yang berkunjung dapat juga berkeliling ke perkebunan, pertanian, serta melihat tanaman-tanaman khas Betawi di pelataran rumah-rumah penduduk. Apabila berkunjung ke pelataran rumah penduduk, biasanya penduduk akan memetikkan buah untuk pengunjung sebagai tanda penghormatan. Namun, jika pengunjung ingin memetik lebih banyak dan membawanya pulang, pengunjung dapat menegosiasikannya pada pemilik terlebih dulu.